CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 22 Juli 2012

Aku Masih Sama.. Terus Menyimpan Rindu Untukmu

Ahh.. Hari ini hujan turun kembali.. Sama seperti dulu, satu bulan yang lalu. Saat itu aku berjalan menyusuri keheningan malam. Tidak ada nyanyian kendaraan yang membisingkan. Hanya ada suaraku dan juga bisikkan-bisikkan angin malam yang menyejukkan hati.. Aku mempercepat langkah kakiku karena aku tidak mau dia menunggu. Lima menit kemudian, aku sampai di tempat yang sudah kita janjikan.
Seperti biasa, aku selalu mengajaknya ke tempat ini. Aku tidak pernah bosan mengunjunginya. Aku suka memandang tempat ini. Hamparan berbagai jenis bunga yang tak terhitung jumlahnya dengan berbagai warna.. Dihiasi dengan pepohonan antik yang membuatnya sangat menarik. Ya, di tempat ini, di taman ini kita selalu bertemu. Setangkai mawar putih sudah ada ditanganku. Kutaruh disamping tempat duduk yang kini telah aku tempati.

Aku suka datang di malam hari saat tak ada seorang pun yang mengunjungi. Aku suka kesepian, sunyi, dan hening, rasanya nyaman dan menyenangkan. Aku benci tempat-tempat bising seperti di kota.. Setelah lima menit menunggu orang yang aku harapkan tiba. Yaa, dia melambaikan tanggannya sambil menyapaku. Kulihat ia membawa cup kopi ditanggannya. Mmm... Apa kalian berfikir aku dan dia berpacaran? Tidak.. bukan seperti itu. Kita hanya berteman.. Tapi aku juga tidak dapat berbohong ketika perlahan hatiku mulai terbuka karenanya.. Malam ini, aku ingin mengungkapkannya, entah dia juga memiliki rasa ataupun tidak aku tak perduli lagi. Hatiku sudah cukup sakit saat menjadi pengagum rahasianya. 

Seperti biasa, dengan senyum khasnya dia menemuiku. Mungkin ini aneh, tapi saat melihat bola matanya yang sebening telaga dan melihat senyumnya yang begitu renyah membuatku merasa tenang dan nyaman. Kami berbincang-bincang seperti biasa. Membicarakan hari yang masing-masing kita lewati. Duduk disini, seperti ini, disampingmu.. Rasanya aku tidak ingin pergi ketika kamu mengajakku pulang karena bulan nampaknya sedang bersembunyi dibalik awan. Yang menjadi pertanda akan datangnya hujan. Ku mantapkan hatiku untuk berbicara dengannya. Ku bawa mawar putih itu dihadapannya... Dan saat itu hujan pun turun dengan nakalnya.. Seperti menyanyikan senandung rindu untukku dan dirinya. 

Sekarang, kita berdiri di tengah-tengah hujan.. Tempat ini masih sepi seperti biasa.. Dan saat aku mengajaknya untuk berteduh, entah kenapa ada motor yang datang dengan tiba-tiba tanpa pemberitahuan dan aba-aba. Yaa, aku selamat.. tapi dia.. dia tersambar sepeda montor itu dan terpental jauh dari hadapanku. Aku menemuinya.. Aku menangis.. menangis dihadapannya.. Aku menyesal.. menyesal atas semua kebodohanku.. Yaa, tepat disaat itu juga dia meninggalkanku, pergi ketempat yang lebih indah di luar sana... 

Ahh~ air mataku kembali menetes mengingat setiap inchi kejadian itu.. Sekarang aku sudah ada di hadapannya.. di rumah barunya.. Lebih tepatnya di makamnya... Seperti dulu, aku masih membawa setangkai mawar yang dulu belum sempat ku berikan padanya.. Mawar putih yang selalu menunggu pemiliknya.. Mawar putih yang masih setia dengan pemilik lama... Aku harap kamu akan selalu baik ditempat barumu.. Kebahagiaanmu selalu ku doakan dari sini.. Dan rinduku.. Cukuplah ku simpan untukmu.. Rinduku tak pernah bersyarat sampai sekarang.. Dan rinduku.. Tak akan pernah tersampaikan pula kepada orang yang dituju.. Rinduku belum bisa pergi seperti kamu yang telah meninggalkanku.. Rinduku... masih setia untukmu.. Dan aku tetaplah orang yang sama.. Yang memendam rindu.. yang tak akan pernah tersalurkan.. Rindu yang hanya menjadi milikku.. Rinduku adalah rindu yang langka.. Karena rinduku hanya milikku seorang.. bukan milik dua orang~

*mian kalo jelek, idenya tiba-tiba aja ilang hehee...

0 comments:

Posting Komentar