Hari ini gerimis kecil turun... Tidak hanya membasahi bumi.. tapi juga membasahi pelupuk mataku. Tanpa sadar, gerimis itu menjadi hujan yang begitu lebat. Membuat genangan di sela-sela pipiku. Entah mengapa, aku merasa langit tiba-tiba menjadi mendung dan matahari enggan menampakkan diri kembali. Duniaku sepertinya telah berubah. Hari yang aku lalui tak lagi secerah dulu. Mawar yang mekar dan mencolok kini menjadi layu tanpa daya. Dan bintang yang bercahaya.. sayup-sayup terasa meredup. Bagaimana ini? Aku merasa seakan tidak ada dunia yang sama apalagi lebih baik dari saat itu. Mengapa ini terjadi? Mungkinkah karena semua sikapku yang begitu menjemukan atau.. mungkinkah semua ini palsu? Hanya seperti sebuah novel? Aku rasa iya. Hanya aku yang berperan disini. Hanya aku yang menikmati semuanya. Dan hanya aku merasakan sakit dan bahagia.
Mungkin aku selalu berfikir bahwa suara-suara itu seperti kicauan burung yang merdu, tapi bagimu.. itu hanya seperti suara bising kendaraan. Apa aku bodoh? Mungkin iya dimatamu. Apa aku tidak berharga? Jawabanmu mungkin iya. Bisikan angin malam sudah memperjelas semua perasaanmu kepadaku. Mungkin kamu bertanya bagaimana aku bisa mengerti bisikan angin itu.. Yap, karena aku sama seperti angin. Karena aku hanya sekedar lewat dihadapanmu tanpa pernah singgah. Karena aku tak pernah benar-benar terlihat dimatamu. Karena aku.. hanya sekedar pengisi kebosananmu. Aku hanya sekedar buku diary yang menjadi tempat sampah atas semua masalah dan kekesalanmu. Aku tidak berarti.. dan mungkin.. tidak akan pernah berarti bagimu.
Banyak orang bertanya bagaimana dengan status kita.. status? Bolehkah aku tertawa saat mendengarnya? hahaa~ status. Lucu sekali mereka! Bukankah status hanya sekedar ucapan dan tulisan tanpa pernah ada arti dan ikatan yang penting dibalik kata itu? hai! sadarlah.. status hanya sekedar kata tanpa makna! Itu yg dia bilang padaku terakhir kali. Dan aku rasa itu semua memang benar adanya. Aku baru sadar saat kamu bilang seperti itu. Aku baru sadar bahwa selama ini hidupku terlalu penuh dengan kepalsuan dan kemunafikkan. Bagaimana tidak? Kamu yang telah mengatur dan merangkai ini semua sedemikian rupa, semua cerita itu. Tapi kamu.. kamu juga yang merusak dan menghancurkannya seolah itu hanya onggokan sampah yang memang pantas dibuang.. Bukankah itu kejam? Tidak sadarkah kamu atas semua itu? Ahh~ kemana dunia indah yang selalu mereka ceritakan itu? Apakah indah seperti ini yang selalu mereka ceritakan dengan bangganya? Aku rindu duniaku.. dunia yang benar-benar nyata dalam kehidupanku. Andai saja semua penyesalanku datang lebih awal. Sebelum semua duniaku berubah menjadi pahit dan menyedihkan. Menjadi dunia penuh derai air mata, tanpa sepotong tawa bahagia...
Rabu, 12 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar