Kelopak mataku belum mampu terbuka.
Aku mendengar sebuah suara.
Yang merapalkan baris doa.
Senyum dan tawa dimana-mana.
Memberitahuku akan adanya kebahagiaan.
Waktu, ingatkan aku pada saat itu.
Ketika wanita itu dengan kedua tangannya menggendongku.
Ketika ia menangis membawaku.
Dan ketika ia tersenyum melihatku.
Tak terucap walau hanya di kedua mata.
Dia tersenyum.
Melupakan perih, yang sempat ia rasakan.
Luka yang tergores karenaku,
Telah hilang seketika.
Ketika aku, mulai muncul ke dunia.
Waktu, ingatkan aku pada saat itu!
Saat pria itu dengan sabar membisikkan ayat suci kepadaku.
Saat ia dengan gagah membawaku di kedua pundaknya.
Tak perduli dengan lelah yang menghinggapinya.
Ia juga sakit, melihat wanita yang dicintainya merintih karenaku.
Tapi ia bertahan, karenaku.
Pria itu juga tersenyum memandangku.
Bahagia.
Sama seperti wanita itu.
Wanita dan pria itu sama-sama berjuang.
Hanya untuk melihatku.
Dengan segala kerapuhannya ia menjadi kuat.
Dengan segala ketakutannya ia menjadi berani.
Dan dengan segala kekuatannya ia menjadi hebat.
Sempat aku membuat kedua alis mereka bertaut.
Membuat mata mereka memerah.
Serta mengeluarkan segala amarah.
Aku hanya tertawa.
Sakit rasanya.
Ya, kurang ajar! atau, Tak tahu diri? Mungkin.
Apa kalian tahu, mengapa aku seperti ini?
Aku rasa tidak, terbesitpun tidak.
Coretan ini mungkin sedikit terlambat.
Tapi, ini lebih baik.
Aku anakmu.
Dan kalian orang tuaku.
Bukankah seperti itu?
Garis takdir yang mengatakannya,
jadi sekalipun kita membenci, kita akan kembali.
Untuk saling menyayangi dan mengasihi.
Bukan Super Junior.
Bukan Yesung ataupun Kim Hyun Joong.
Atau siapapun mereka yang kerap aku sebutkan.
Mereka tak berarti dibanding kalian.
Karena kalian, adalah orang tuaku.
Semarah apapun aku kepada kalian, aku tak sanggup untuk membenci.
Sesibuk apapun kalian, aku tak sanggup menghindari.
Karena pada 30 Oktober, 16 tahun yang lalu.
Kalian telah memberiku hadiah terbesar.
Kehidupan.
Maaf dan terimakasih, Ayah Ibu.
Dari seorang anak yang tak tahu diri.
Untuk orang tua yang selalu memahami.
Salam Sayang :-)
0 comments:
Posting Komentar