Suatu hari aku bertemu denganmu,
seperti kisah klasik ala remaja terdahulu. Ya, aku menemukan sosokmu setelah
beberapa lama kita menjadi teman satu sekolah. Selama itu kamu tak sekalipun
tertangkap indra penglihatanku, kamu pun sepertinya enggan untuk memasuki dunia
itu. Aku tidak yakin aku atau kamu yang pertama kali menyadari kehadiran
masing-masing. Sempat aku berpikir, mungkinkah karena aku yang tidak pandai
bergaul atau memang kamu yang tak pernah mau dipandang siapapun? Entahlah. Aku
baru akan mencari jawabannya ketika dengan tiba-tiba siluetmu kulihat
menghampiriku perlahan.
Kamis, 07 Agustus 2014
Rabu, 06 Agustus 2014
Teruntuk, Kamu.
Teruntuk, Kamu.
Yang menjungkir
balikkan duniaku.
Tintaku telah lama
mengering. Kertasku telah lama menjadi usang. Jemariku sudah tak selincah dulu
memproklamirkan tentang kamu. Otakku telah berhenti merangkaikan kata indah
untukmu. Jantungku telah berhenti berdetak untukmu. Dan hatiku telah lama
memilih untuk menutup kembali gerbang yang sempat ia buka. Bukan..bukan karena
mereka lelah, hanya saja seluruh tubuhku kini telah terbiasa. Terbiasa tanpa
kehadiranmu. Terbiasa tanpa setitik pun kabar darimu. Terbiasa tanpa segalanya
tentangmu.
Langganan:
Postingan (Atom)