CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 25 Januari 2014

Aku Masih Sanksi dengan Persahabatan

Aku Masih Sanksi dengan Persahabatan. Aku masih ragu. Pernah aku terpaku pada sebuah persahabatan, tapi pada akhirnya aku kembali terjatuh. Kadangkala aku merasa ini semua salahku. Karena aku tak bisa menjadi terlalu peduli. Karena aku tak bisa bersikap mengayomi. Ayolah, aku hanya seorang anak kecil yang sedang belajar. Aku bersamamu karena aku ingin tahu banyak hal. Ah, ya. Aku tahu. Ketika kamu mengajariku banyak hal kamu pasti berpikir dengan apa aku akan membalas semuanya kan? Memang seharusnya begitu. Andai kamu tahu bahwa aku membalasnya dengan terus berada disisimu.
Aku hanya ingin tahu, bukan hanya kamu yang berkorban tapi aku juga, hatiku. Kamu tahu? Dulu sekali ketika kamu masih sama sepertiku, kita selalu bersama bagaimanapun caranya. Tapi ketika aku memperkenalkanmu kepada seseorang, aku mulai kehilangan hadirmu. Tidak. Aku tidak melarangmu berteman dengan yang lain. Tapi bukankah menyedihkan jika kamu sampai melupakanku? Perlahan tapi pasti. Aku sudah tidak lagi menjadi seorang teman seperti yang dulu. Aku hanya seseorang yang ingin kamu singgahi ketika seseorang yang lain mulai melepaskanmu. Apakah aku terlalu mengada-ada? Sungguh. Tengoklah lagi kebelakang. Aku terus mencoba mendampingimu. Tapi maaf, aku tak bisa terus mengikutimu. Kamu tahu sendiri kan? Duniaku dan duniamu telah berbeda. Meski begitu, aku masih percaya padamu. Kamu gadis yang baik. 

Umm, ijinkan aku mengeluh satu hal lagi kepadamu. Lupakah kamu bahwa kamu yang datang hanya saat butuh? Kenapa kamu menyalahkanku ketika aku mulai lelah dan membiarkanmu dengan yang lain? Apa kamu lupa siapa yang sudah tak pernah menengokku? Kamu menyalahkanku? Hah. Kamu yang duluan mengabaikanku, tapi kenapa ketika aku mengabaikanmu kamu marah padaku? Aku capek. Aku capek menjadi tersangka di matamu. Sekali aku berbuat salah kepadamu, seperti aku sudah melakukannya berulang kali. 

Sudahlah aku lelah. Aku selalu diabaikan. Dan sampai saat ini terus bertahan. Tak peduli dengan siapapun kamu sekarang, kita tetap masih teman. Walau tak sedekat dahulu. Hanya itu yang kupegang teguh sampai sekarang. Aku harap jika kamu menyadarinya, aku bisa menjadi seseorang seperti itu. Yang bisa diajak main kemana-mana. Yang selalu ada waktu saat kamu lagi ada apa-apa. Yang nggak cuma bisa bilang "sabar ya" tapi bilang "aku juga pernah kayak gitu kok, kalo aku bisa kenapa kamu enggak?". Yang bisa langsung menghampirimu ketika wajahmu berubah menahan tangis. Yang bisa lebih dekat denganmu. Yang bisa menjagamu lebih baik. Yang bisa seperti orang-orang disekitarmu.

Dari seorang yang merasa diabaikan.
Padahal dirinya sendiri yang mengabaikan.
Bukan begitu?
Selamat Malam.
Kamu dan Kamu.
Dua orang yang tak lagi merasakan kehadiranku.

0 comments:

Posting Komentar