Hai Februari~
Hmm sepertinya aku kebanyakan cuap-cuap di bulan Januari, jadi kayaknya Februari ini nggak banyak yang pengen aku ungkapin. Tapi yang jelas, apapun dan bagaimanapun itu, sosok kamu masih tetap sama dimataku. Sosok kamu yang lebih menginginkan dia dibanding aku. Sosok kamu yang hanya menjadikanku halte bis daripada terminal. Well, it's ok. Itu lebih baik daripada aku tidak bisa melihatmu sama sekali. Aku punya sebuah puisi nih, buat kamu. Juga buat siapapun yang mungkin merasa lelah dengan penantian.
Semburat oranye terbentang bebas di lautan biru.
Berganti dari satu tempat ke tempat lain.
Perih rasanya.
Anggap saja itu kamu.
Berlarian kesana kemari, menyebar setiap tawa kepada siapapun yang berada didekatmu.
Belati itu masih menancap dengan kuat.
Mengingatkanku akan hal-hal indah yang kamu buat.
Yang tak hanya kamu tujukan padaku.
Kamu tahu?
Langit selalu sama, tapi ketika berubah menjadi jingga
terkadang ada pelangi yang menyeruak.
Seperti itulah kamu.
Hariku yang datar, selalu diganggu oleh tiba-tiba.
Aku lelah.
Penantianku memang tak pernah berujung.
Disetiap langit yang berwarna biru, pasti akan selalu ada mendung.
Mengucur dari langit. Air mata langit.
Menetes dengan deras ketika semburat oranye itu meninggalkan senja.
Kamis, 13 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar