CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 27 Desember 2015

Ini Kota Istimewa, Bukan Kota Metropolitan

Selamat malam,

Tujuh belas tahun sudah saya menjajaki kota yang istimewa ini. Mendapati keberagaman budaya di setiap sudutnya. Berbagai keramahan melengkapi tata krama. Nyaman. Saya tidak pernah tersesat di sini, saya selalu menemukan tempat untuk kembali. 

Kamis, 08 Oktober 2015

Jadi, Begini Cara Tuhan untuk Membuatku Melupakanmu?


Jadi, seperti ini cara Tuhan untuk membuatku melupakanmu? Perlahan, tapi pasti. Aku sudah mulai lupa apa-apa tentangmu. Bukan secara sengaja, sungguh. Aku terlalu sibuk, menyibukkan diri dengan duniaku hingga lupa bahwa dulu, kamu adalah duniaku. Aku merasa sangat sedih, ketika tiba-tiba saja temanku bertanya tentangmu. Tak sepatah katapun mampu keluar dari bibrku. Aku lemas. Seperti inikah rasanya melupakan secara perlahan? Maafkan aku. Kerap aku bertanya-tanya bagaimana keadaanmu, tapi hanya sebatas itu. Tak ada lagi keinginan untuk mengintipmu lewat media sosialku. Terkbadang, ya hanya terkadang. Jika aku bosan, barulah aku mengingatmu. Mengingat bagaimdana bahagianya aku dulu ketika menyinggung tentangmu. Sekarang aku lupa. Lupa siapa kamu. Tapi kamu juga harus tahu, ketika aku mulai melupakanmu ada sebuah rasa sendu dan rindu. Mengingat dulu banyak hal yang kamu lakukan untukku. Karena kamu aku bertemu dengan orang-orang yang hebat, karena kamu juga aku dapat mengerti banyak perbendaharaan kata. Dan karena kamu, aku dapat melupakan sejenak dunia nyataku, berimajinasi sesukaku.

Senin, 17 Agustus 2015

Aku selalu mempercayai segala hal, entah itu nyata atau tidak. Aku selalu percaya bahwa setiap manusia memiliki rumah untuk kembali. Tapi aku tak pernah tahu, jika suatu saat rumah yang aku yakini itu telah berpindah tangan. Dia tak lagi menjadi rumahku, barang-barangku di dalam sana sudah habis tak berbekas. Aku merasa terusir dari rumahku sendiri, tapi bagaimana lagi jika dari awal aku telah salah memilih tempat persinggahan? Aku bukan di usir, aku hanya harus mencari rumah yang tepat. Aku berjalan kesana-kemari tanpa membawa peta, tak berbekal apapun. Banyak memang yang menghampiri, tapi aku hanya dikasihani. Tatapan mata mereka sama, tatapan iba. 

Sabtu, 07 Maret 2015

Surat untuk Pak Pos

Hai, Mas. Selamat siang.
Mas, di rumahku sekarang sedang hujan lebat. Kamu tahu? Hujan. Air mata langit. Hari ini aku mengingatmu kembali, Mas. Maafkan aku.
Mas, hari ini aku merasa menjadi orang paling tolol sedunia. Kamu tahu kenapa? Karena aku sudah melewatkankan sesuatu yang sangat berharga. Sesuatu yang kerap kali aku impikan. Aku menyesal, Mas. Sangat. Tapi apa boleh buat? Semua sudah berlalu. Andai saja tadi aku lebih berani, andai saja aku menjadi diriku yang biasa ketika aku dengan teman-temanku. Tapi aku gagal, Mas. Dihadapanmu. Aku membeku. Hanya senyum dan tawa. Aku tak mampu berkata. Kamu sekarang sudah berbeda, Mas. Aku baru menyadarinya. Maaf. Karena baru kali ini aku melihatmu dari jarak sedekat itu. Menurutku. Sudah ya, Mas. Segini saja aku mengenangmu. Hujan juga sudah reda. Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk mampir hari ini, Mas.

Selasa, 13 Januari 2015

A Letter

To : Oppa

Oppa, Annyeong :-) 
Oppa. I want to tell you a story. The stories that all of fangirl around the world have done. 
Oppa, i had to like you for a long time ago. I like your smile, your laugh and your habit though. Do you want to know when it started? First, i just know your name from my schoolmates. I listen to your song. I watched all of your MV. And I'm happy when you won a throphy from comeback. Yeah, just like that. Really simple, right? I never imagine a strong feeling like that. But i felt it already. now, i know the feeling of liking someone. How happy i'm to saw your smile. How to laughing when other's fooling around me. I was happy all the time.  Do you know, Oppa? When i being tired from school, i saw you and magically i didnt felt that again. I became happy and forgot all of the matters.