Dulu itu menurutku indah. Dulu itu bahagia. Dulu itu mengasyikan. Namun, dulu yang membuatku seperti ini. Dulu adalah kemarin, kemarin adalah masa lalu, masa lalu adalah pengalaman, dan pengalaman adalah kenangan berharga.
Jadi, tak semua kata dulu adalah jelek, negatif, kesalahan, atau apa pun itu. Karena setelah kita kupas, Dulu adalah Kenangan yang Berharga.
Dulu, aku bisa bermain semauku, sebebas mungkin. Dulu, aku hanya seorang bocah yang hanya tahu gembira. Dulu, aku adalah anak, yang tak mengenal cinta. Karena itu, Dulu...memang hal yang menyenangkan bagiku. Tidak ada belajar, tidak akan menangis, dan tidak tahu sakit hati.
Sejujurnya, aku memang tidak mengerti apa itu cinta, pentingkah itu? Kurasa tidak! Tapi, mengapa mereka menyukainya? Menyukai cinta, dan berteman dengan sakit hati?
Aku heran dengan mereka, setelah merasakan itu, mengapa mereka bertahan? Cacian dan makian pun mereka terima! Hanya demi CINTA? Seistimewakah kata itu? Harga diripun mereka korbankan? Benar-benar!
Jujur, aku belum mengerti apa itu CINTA, aku hanya tahu dari mereka, mereka yang bercerita padaku. Aku tidak pernah berfikir akan mengenalnya, apalagi merasakanya?
Hmm . , kuharap jika aku mengenal cinta, dan dapat merasakannya, tak ada kata SAKIT HATI, bahkan cacian dan makian. Walau begitu cinta adalah anugrah dari-Nya. Mungkin karna itu mereka rela melakukan apapun demi CINTA ~
¤> postingan ini aku dapet dari pengalaman temen2ku :D <¤
Jumat, 29 Juli 2011
Destiny. Are you believe?
"Tuhan itu tidak adil!" bentak naela "Mengapa harus aku? Apa salahku?"
"Tidak ada yang salah sayang" ucap ibu naela dengan lembut "Semua sudah ada yang mengatur, kita tinggal menjalaninya saja"
"Tapi, mengapa secepat ini? Naela belum siap ma, mengapa secepat itu Tuhan mengambil papa? Papa kan orang baik, dia tidak pernah mengeluh tentang apapun?" ucap Naela sambil menyeka air matanya.
"Mama juga tidak tahu sayang, sudah lebih baik sekarang kita berdoa saja untuk papa yaa.." jawab Mama, "Baik,ma"
'Aku tidak tahu mengapa hidupku jadi serumit ini. Setelah papaku pergi, semua berubah. Mama sibuk bekerja dari pagi sampai malam, tidak ada waktu untuk ku lagi. Kini aku lebih senang untuk sendiri. Memang tidak ada gunanya menyesali semua ini, sekalipun aku mencaci maki Tuhan, atau siapapun itu, toh Papa tak mungkin kembali' Naela menutup buku hariannya.
Semenjak ayahnya pergi, Naela selalu menyendiri. Hari-harinya juga hanya dihabiskan di dalam kamarnya. Jika keluar kamar itu hanya untuk makan ataupun ke kamar mandi. Naela masih belum mempercayai apa yang telah terjadi.
Setelah satu bulan berlalu, perlahan ia mulai mengerti dengan apa yang telah terjadi. Kini, ia bekerja paruh waktu di sebuah toko. Bahkan, ia juga mulai membuka dirinya kepada teman-temannya seperti dulu lagi.
Sepulang dari sekolah, ia melihat sesuatu, dan hal itu membuat hatinya seperti tersayat-sayat.
"Dik, sedang apa kamu sendirian di jalan seperti ini? Dimana orang tuamu?"
"Aku tidak memiliki orang tua, mereka sudah meninggal 2 tahun yang lalu, aku juga tidak memiliki tempat tinggal."
"Ohh, maafkan aku. Lalu, bagaimana kamu dapat hidup selama ini?"
"Entahlah, aku juga heran. Tapi, aku hanya menganggap dunia ini sebagai permainan. Permainan yang akan berakhir, entah itu senang ataupun sedih. Dan kini aku sudah masuk ke permainan itu, jadi aku tidak boleh mundur. Aku harus tetap melangkah."
Naela kaget mendengar perkataan itu. Ternyata, hidupnya masih lebih baik dari yang lain. "Baiklah, mulai saat ini tidak ada kata sedih, mama benar jalani saja apa yang ada di depanmu karna itu masa depanmu, jangan tengok ke belakang, karna itu pengalamanmu" batin Naela dalam hati sambil menyunggingkan senyum bahagia. Untuk pertama kalinya, setelah kepergian Ayahnya. :)
"Tidak ada yang salah sayang" ucap ibu naela dengan lembut "Semua sudah ada yang mengatur, kita tinggal menjalaninya saja"
"Tapi, mengapa secepat ini? Naela belum siap ma, mengapa secepat itu Tuhan mengambil papa? Papa kan orang baik, dia tidak pernah mengeluh tentang apapun?" ucap Naela sambil menyeka air matanya.
"Mama juga tidak tahu sayang, sudah lebih baik sekarang kita berdoa saja untuk papa yaa.." jawab Mama, "Baik,ma"
'Aku tidak tahu mengapa hidupku jadi serumit ini. Setelah papaku pergi, semua berubah. Mama sibuk bekerja dari pagi sampai malam, tidak ada waktu untuk ku lagi. Kini aku lebih senang untuk sendiri. Memang tidak ada gunanya menyesali semua ini, sekalipun aku mencaci maki Tuhan, atau siapapun itu, toh Papa tak mungkin kembali' Naela menutup buku hariannya.
Semenjak ayahnya pergi, Naela selalu menyendiri. Hari-harinya juga hanya dihabiskan di dalam kamarnya. Jika keluar kamar itu hanya untuk makan ataupun ke kamar mandi. Naela masih belum mempercayai apa yang telah terjadi.
Setelah satu bulan berlalu, perlahan ia mulai mengerti dengan apa yang telah terjadi. Kini, ia bekerja paruh waktu di sebuah toko. Bahkan, ia juga mulai membuka dirinya kepada teman-temannya seperti dulu lagi.
Sepulang dari sekolah, ia melihat sesuatu, dan hal itu membuat hatinya seperti tersayat-sayat.
"Dik, sedang apa kamu sendirian di jalan seperti ini? Dimana orang tuamu?"
"Aku tidak memiliki orang tua, mereka sudah meninggal 2 tahun yang lalu, aku juga tidak memiliki tempat tinggal."
"Ohh, maafkan aku. Lalu, bagaimana kamu dapat hidup selama ini?"
"Entahlah, aku juga heran. Tapi, aku hanya menganggap dunia ini sebagai permainan. Permainan yang akan berakhir, entah itu senang ataupun sedih. Dan kini aku sudah masuk ke permainan itu, jadi aku tidak boleh mundur. Aku harus tetap melangkah."
Naela kaget mendengar perkataan itu. Ternyata, hidupnya masih lebih baik dari yang lain. "Baiklah, mulai saat ini tidak ada kata sedih, mama benar jalani saja apa yang ada di depanmu karna itu masa depanmu, jangan tengok ke belakang, karna itu pengalamanmu" batin Naela dalam hati sambil menyunggingkan senyum bahagia. Untuk pertama kalinya, setelah kepergian Ayahnya. :)
Happy? What is?
Awalnya aku tidak memperdulikan kata itu, aku juga tidak mengerti apakah itu, mimpi...
'Betapa bahagianya aku hari ini?' selalu saja kata itu yang mereka ucapkan. Seberapa penting kata itu? Sudah berulangkali ak melihat, menulis, dan membacanya. Tak ada yang aku dapat. Tidak ada penjelasan apa sebenarnya yang mereka namakan bahagia. Selalu aku mencoba mencari. Tapi tak ada yg ku temui.
Terkadang, aku iri melihat mereka dg wajah yg berbinar-binar dan berkata 'Aku bahagia sekali hari ini!'.
Perlahan, aku mulai mengerti. Kebahagiaan adl hal yang menyenangkan. Saat melihat orang lain tersenyum dan tertawa karena kita, juga saat kita berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan. Itulah bahagia, yang kini mulai ku sadari :D
'Betapa bahagianya aku hari ini?' selalu saja kata itu yang mereka ucapkan. Seberapa penting kata itu? Sudah berulangkali ak melihat, menulis, dan membacanya. Tak ada yang aku dapat. Tidak ada penjelasan apa sebenarnya yang mereka namakan bahagia. Selalu aku mencoba mencari. Tapi tak ada yg ku temui.
Terkadang, aku iri melihat mereka dg wajah yg berbinar-binar dan berkata 'Aku bahagia sekali hari ini!'.
Perlahan, aku mulai mengerti. Kebahagiaan adl hal yang menyenangkan. Saat melihat orang lain tersenyum dan tertawa karena kita, juga saat kita berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan. Itulah bahagia, yang kini mulai ku sadari :D
Langganan:
Postingan (Atom)