CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 24 Mei 2012

Dear, Friend

Apa kamu harus datang hanya saat kamu membutuhkanku saja? Atau hanya saat kamu bersedih? Aku juga ingin kamu berbagi kebahagiaan denganku. Menjelaskan alasan dari senyummu, menjelaskan cerianya hari-harimu. Setiap kali kamu datang padaku haruskah dengan air mata? Sebenarnya aku lelah berpura-pura manis dihadapanmu. Benar, aku sungguh lelah. Tapi, aku tahu hanya itu yang bisa ku lakukan sebgai Temanmu, kamu tahu? Tapi, terkadang aku merasa tidak adil. Mengapa setiap senyummu kamu berikan kepada orang lain? Bukankah aku temanmu? Bukankah kau yang mengatakan bahwa aku sahabtmu? Aku sedih saat tahu kamu mengabaikanku demi mereka yang "lebih" dariku. Oke, aku tahu aku tidak lebih baik dari mereka. Tapi, bukankah aku selalu mendengar keluh kesahmu? Aku seperti merasa terhianati.

Mungkinkah aku hanya sebuah tong sampah bagimu? Apakah aku hanyalah tempat yang kau datangi saat kamu memiliki sampah? Temapt kamu membuang plastik-plastik yang tidak berguna? Hhh~ Tapi, baiklah aku memaafkanmu. Namun, setelah aku memaafkanmu apa yang kamu lakukan padaku? Kamu selalu saja menciba merebut "milikku", mengikutiku, menirukanku. Aku lelah, aku berusaha diam tak tahu apa-apa. Tapi, aku juga sakit, sedih. Apa yang aku inginan selalu kamu coba kuasai. Tidak bisakah kau melihat "tong sampah" ini berbahagia sedikit? Aku sudah berulang kali diabaikan. Aku sudah seringkali disakiti. Tadinya aku berfikir kamu yang terbaik, tapi...aku salah lagi... :( Pernah aku mengingatkanmu waktu itu, tapi mengapa malah kamu yang marah? Bukankah aku seharusnya yang marah? Sebenarnya siapa yang salah? Aku heran>

Kamu tahu mengapa aku tidak pernah melabrakmu? Karena kamu temanku, karena aku tidak mau memiliki musuh, dan karena aku memang begini. Aku terlalu sulit mengekspresikan apa yang aku rasakan, makannya aku diam. Biasanya setelah aku membentak atau memarahi seseorang, hatiku menjadi hancur, mengingat kamu pernah menjadi sebab tawa dan senyumku. Aku merasa bersalah. Mungkin karena aku memang baik hati *pede* jadi sampai sekarang aku membiarkanmu. Tapi, bukan berarti kamu bisa menindasku. Karena aku lebih percaya pada karma daripada balas dendam dan emosi. Biar waktu yang menentukan, biar waktu yang mengambil alih. Setiap pengorbanan akan menemukan keindahan tersendiri. percayalah^^

Untuk seseorang yang pernah menjadi sebab tawaku.
Untuk teman yang sempat mengabaikanku.
Untuk kamu yang memberiku banyak arti tentang teman.

0 comments:

Posting Komentar