CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 16 April 2013

Senja dan Kamu

Senja.
Satu kata yang menimbulkan banyak makna.
Bahagia, sakit.
Ya. Bahagia ketika menatapnya bersamamu.
Dan sakit melihat kenyataan bahwa yang kamu pikirkan dibawah senja adalah..dia.
Senja yang kita tatap sama.
Langit yang menaungi senja juga sama.
Tetapi mengapa orang yang kita pikirkan berbeda?
Aku dengan kamu. Dan kamu dengan dia.
Sungguh.
Aku membenci dan menyukai senja dalam waktu yang bersamaan.
Sama seperti Kamu.
Aku menyukai dan membencimu juga dalam kurun waktu yang sama.
Ketika melihat senja bersamamu, aku menyukaimu.
Tapi saat menilik pikiranmu, aku membencimu.
Hanya butuh sepersekian detik untuk menyukaimu.
Begitupula dengan membencimu.
Hmm.. Kamu tahu? Kamu dan senja itu tak berbeda jauh,
Kamu dan senja sama-sama membuatku sakit, tapi juga memiliki penawarnya.
Senja hanya bisa kutatap dari jauh, begitupun kamu.
Senja hanya bisa kunikmati, mustahi untuk ku gapai.
Bukankah, kamu juga seperti itu?
Jadi, hal-hal yang aku sukai, bisa tiba-tiba menjadi sesuatu yang sangat aku benci.
Namun dalam kenyataannya, aku tidak bisa benar-benar membenci.
Karena terlalu jauh aku membenci.
Terlalu dalam aku mencintai.

"Dari pengagum Senja, untuk pecinta Senja"

Sabtu, 30 Maret 2013

Puisi Kemah


Puisi ku waktu pensi kemah =)) (udah diralat sih sebenernya)
Aku bukan ingin hidup di masa lalu. Bukan pula berharap  dapat memutar sang waktu. Tapi berada disini, membuatku terpaku. Mengingat  jalinan cerita pertama kali kita bertemu. Kisah persahabatan yang terangkai dengan indahnya. Bukan persahabatan seperti kata mereka. Bukan persahabatan satu dua orang. Tapi sepuluh, duapuluh, bahkan tiga puluh orang.

Minggu, 17 Maret 2013

Fangirling

Fangirling. Kata yang tidak asing untuk para k-popers termasuk saya. Fangirling sudah menjadi bagian dalam hidup para k-popers sejak dia mulai mengidolakan sebuah grup band maupun soloist. Nah, kali ini saya mau berbagi sedikit cerita mengenai Fangirling. Cekidot ^^

Hari Senin yang cerah. Seperti biasa, setiap hari Senin Nela selalu berburu dengan sang waktu untuk mendapatkan tabloid kesayangan. Berharap ada salah satu artikel mengenai bias yang diidolakan, bahkan dicintainya. 
"Pagi, Pak. Tabloidnya sudah ada?" tanya Nela, ketika sampai pada lapak yangmenjadi langganannya sejak tiga tahun ini. 
"Ehh, Mbak Nela. Sudah Mba, sudah saya siapkan khusus untuk Mbak." Kata sang penjual yang sudah tahu dengan kebiasaan Nela. 

"Terimakasih, Pak." sahut Nela sembari menyodorkan sejumlah uang. "Mari, Pak!"

Sabtu, 16 Maret 2013

Nugu?

Aku dan Kamu berselimut dalam senja, menari dari balik hujan untuk membiaskan sang pelangi. Aku dan Kamu sama-sama mencari pelangi dari balik hujan, dalam dekapan senja. Dengan hujan aku membisikkan kesedihan. Kepada senja aku mengukir ke rinduan. Dan untuk pelangi aku mencari kebahagiaan. Aku dan Kamu tertawa ketika senja mulai merona. Mewarnai pipi dari langit yang luas. Bersama hujan Aku sendiri. Menuangkan torehan luka yang kudapati saat senja menepi. Aku, Kamu. Pemburu pelangi tanpa ujung. Aku, Kamu. Pengukir tawa dari balik tangis. Aku, Kamu. Dua dunia yang berbeda.

Sabtu, 09 Maret 2013

None

Selamat Malam, Kamu. Aku nggak tahu kenapa malam ini jemariku menjadi lincah ketika berbicara mengenai kamu. Belakangan ini banyak hal-hal baru yang aku ketahui. Tapi, jujur aja semakin aku mengetahuinya semua semakin terasa sakit. Apalagi, tentang Kamu. Pertama, aku mendapati kenyataan bahwa harus berpisah dengan dua orang teman di kelas. Kedua, aku aku menyadari bahwa hatiku tak lagi mampu menampung semua sendiri. Ketiga, aku dihadapkan pada kenyataan bahwa apa yang diinginkan sekarang, tak semudah dulu untuk meraihnya. Keempat, aku mendapatkan kejutan dari dua orang yang aku sayang. Kelima, aku dikagetkan oleh omong kosong yang menjadi fakta. Keenam, aku tidak bisa mengingkari bahwa seperempat hatiku mulai sedikit terkuak. Dan yang terakhir aku dihadapkan pada begitu banyak orang yang tak seharusnya untuk ku mengerti.

Memang tidak semua hal berhubungan dengan kamu, tapi meskipun secuil kamu sudah mengambil alih semuanya. Jadi, apa yang kamu inginkan? Membuatku datanv kepadamu lalu membuangku seperti orang kebanyakan? Atau merengkuhku walau harus menanti sang waktu?

Segitu dulu deh. Ntar kalo sempet cerita lagi deh yang lengkap.

Sabtu, 02 Februari 2013

Teman Kedua

Hari-hariku berjalan normal. Sebelum akhirnya sebuah kepercayaan luluh terlantahkan. Hanya dengan beberapa kata yang berbeda, aku bisa tersakiti. Hanya satu huruf pun bagiku berbeda arti. Titik koma, emot bahagia. Sudah berbeda dalam presepsiku. Kamu tahu? Jawabannya pasti tidak. Aku tersenyum bahagia ketika kalian "menoleh". Tetapi menangis terisak ketika kalian berjalan tegap ke depan. Aku selalu bisa bersembunyi. Karena tidak ada yang mencari. Aku dicari hanya untuk sekedar basa-basi. Aku berusaha tidak acuh. Tapi sulit. Akhirnya, aku tetap berpura-pura bahagia. Aku hanya bisa tertawa ketika mereka bersama. Aku cuma sanggup melihat ketika mereka berkelana. Seringkali aku hancur mendapati kenyataan bahwa aku bukan bagian dari mereka. Bahwa aku hanyalah setitik embun yang jatuh dan menghilang dari balik tanah. Aku lelah ketika harus menyelesaikan semua sendirian. Ketika aku berfikir bahwa itu adalah tanggung jawabku. Sejujurnmya, itu adalah hal bodoh yang KERAP KALI aku lakukan. Hanya dengan kata-kata aku mampu terjatuh. Mengikuti alunan musik yang mengiringiku. Walau hanya sekedar musik dari angin yang berhembus. Aku meluangkan waktu, membiarkan hari-hariku membatu. Tapi, cuma kesenangan sementara yang aku dapat. Bodoh memang. Tapi bagaimana lagi? aku hanyalah manusia yang diciptakan untuk menjadi robot bagi orang lain. Aku ingin menjadi orang yang jahat. Aku lelah menjadi orang baik. Atau lebih tepatnya berpura-pura baik. Hatiku emang udah kebal, tapi kalo ditusuk terus ya tetep bisa berlubang. Bisa sakit. Tapi, seenggaknya aku mengerti beberapa hal. Bahwa teman tidak sejati, bahwa persahabatan terkadang tak murni.

Sabtu, 26 Januari 2013

K-A-M-U

Kali ini bener-bener aku nulisnya buat kamu. Iya, kamu. Yang dulu sering singgah di inbox handphoneku. Kamu! empat kata yang buat aku bingung. Entah karena semua keabnormalanmu atau karena semua perhatianmu? Aku ngggak tau! Yang jelas, aku bingung. Sekarang, ada orang lain yang sama kayak kamu. Tapi, aku nggak tahu dia akan lebih baik atau lebih buruk.

Absurd

Ada yang kurang. Semua sekarang beda. Aku nggak yakin, cuma perlahan mereka mulai melepaskan diri. Entah apa yang terjadi. Sekarang cuma ada duniaku dan duniamu bukan dunia kita. Aku juga mulai bingung. Aku nggak tau apa ini cuma perasaanku. atau memang nyata. Teman emang datang dan pergi silih berganti. Tapi, apa iya sahabat juga harus seperti itu?Mungkin sekarang enggak. Tapi aku takut kehilangan buat yang ketiga kalinya. Awalnya memang seperti ini. Tapi siapa yang tau akan akhirnya? Aku cuma bisa nyediain bahu buat kamu, kalian. Aku cuma bisa nyedian telinga buat kamu, kalian.Itu pun, jika kalian, kamu mau. Aku cuma bisa mencoba meluangkan waktu buat kalian.

Minggu, 20 Januari 2013

Hai Cowok Berjaket ;))

Hai cowok berjaket. Apa kabar? Lama nih nggak lihat kamu muter-muter di otakku.Kayaknya otakku udah mulai terbisa dengan ketidakhadiranmu. Meskipun terkadang, seringkali aku berharap bisa melihat siluetmu. Entah di dunia nyata maupun di dunia maya. Tapi apa yang kudapati? Semua tetap sama. Tidak ada kamu. Mengingat kenyataan bahwa kita tak lagi seperti dulu. Hanya derai air mata yang mampu mengungkapkan segalanya. Tapi, semua ini bukan berarti aku sudah jatuh terlalu dalam. Aku hanya lelah karenamu.

Sabtu, 19 Januari 2013

Aku? Kosong.

Ada yang beda sama bulan ini, sebenernya udah dari beberapa bulan yang lalu sih kalo aku lebih peka sedikit. Aku jatuh buat yang kesekian kalinya, mungkin untuk sekarang belum terlalu dalam. Untung aja aku masih bisa ngebatesin diri. Cuman kalo rasa sakit yang jelas itu tetep masih ada lah. Seenggaknya udah nggak sakit-sakit banget kayak dulu. Habis dulu udah sering juga sih kayak gitu. Dikasih harapan cuma buat terus berharap tanpa tahu apa bisa jadi kenyataan. Iyasih, bahagia. Tapi, awalnya aja. Akhirnya, tetep kosong. Coba deh, kalo kamu udah nganggep seseorang itu sedikit berharga, tapi kenyataannya dia nggak lihat sedikitpun ke arah kita. Ya, sempet sih lihat tapi cuma sekedar "menoleh" nggak lebih. Sebego-begonya aku, aku juga masih peka kok sama yang namanya diabaiin atau aku yang ngabaiin.