Senin, 21 Oktober 2013
Hujan di Bulan Oktober
Terhitung sejak hari ini sudah ada tiga hujan di bulan Oktober dan mugkin juga itu adalah tiga kali hujan pertama pada musim hujan tahun ini. Tapi, aku sedih. Aku tidak bisa mencium aroma hujan seperti biasa. Mungkinkah aku sudah melupakan hujan karena dia sudah lama tak singgah dalam hari-hariku? Sejujurnya, aku juga enggak paham. Kenapa aku nggak bisa mencium bau tanah basah, aroma khas dari hujan. Mungkinkah karena aku sedang flu dan lelah dengan duniaku? Mungkin. Tapi jika iya, mengapa aku tak lagi tersenyum ketika bulir-bulir gerimis jatuh dari asalnya?
Hah. Aku enggak paham sama semuanya. Kenapa hal-hal yang aku sukai bisa tiba-tiba menjadi tidak aku kenali sama sekali? Ahh, ya. Aku lupa. Ada banyak hal yang memang tak akan pernah manusia mengerti meski mereka telah mencoba untuk memahami.
Tuhan. Aku iri dengan hujan, mereka bisa menangis kapan dan dimana saja, tapi mengapa aku tidak? Aku juga iri, mengapa hujan selalu membuat kita kembali kepada masa lalu? Sedangkan aku, mengingatnya saja tidak. Ada banyak hal dari hujan yang ketika sebut saja mereka, menari didalamnya mampu membuat mereka melukis sungging dan melepaskan hal-hal yang sempat membuat mereka penat. Aku iri dengan itu. Mengapa hujan bisa sedangkan aku tidak? Katamu manusia lebih sempurna dari hal lain yang Engkau ciptakan. Tapi mengapa tentang beberapa hal mereka menjadi benar-benar lemah? Bahkan terkalahkan oleh titik-titik air.
Ah, entahlah. Hujan di bulan Oktober ini, mungkin menjadi satu-satunya hujan yang tak dapat kurasakan. Hujan di bulan Oktober ini, adalah satu-satunya hujan yang aku nantikan, tapi pada akhirnya malah terabaikan.
Rabu, 16 Oktober 2013
Adil
Tuhan. Aku masih tak mengerti dengan kata "keadilan". Bagaimana itu bisa disebut keadilan jika hanya aku yang merindukan? Jika hanya aku yang menyukai? Apakah mungkin dengan rindu yang kurasakan sendiri, aku akan merasakan pahit dan manis dengan baik? Tapi mengapa hanya aku? Jika itu adil harusnya adil untuk kedua belah pihak.
Tuhan. Ketika aku berfikir ulang akan banyak hal, terkadang aku menyadari bahwa Engkau memang adil. Namun disisi lain, aku kerap kali merasa kau curangi. Maafkan aku, jika aku kerap kali mengeluh. Tapi Tuhan, jika saja kamu tahu aku masih tetap tidak mengerti bagaimana itu "adil".
Sisa Hujan
Tanaman liar dijalanan masih berdiri dengan manisnya walau tertiup angin dan terkotori debu. Bunga-bunga di toko juga masih terlihat segar sehabis di petik dari dahannya. Embun-embun pun masih menetes, sisa-sisa hujan di bulan Oktober.
Pagi ini sama seperti pagi yang biasa, dihiasi dengan warna-warni bunga dan embun basah khas hujan. Sudah satu bulan berlalu sejak hujan pertama di bulan Oktober. Sudah satu minggu berlalu, sejak aku tak menyapamu, sejak aku berpura-pura tak melihatmu.
Semua sudah seperti kebiasaan, maaf jika aku memalingkan wajah ketika melihatmu, bukan karena membenci, hanya saja aku tak mau rasaku menjadi lebih. Bulan ini, aku harap dapat menjadi bulan dimana sisa rasaku perlahan menghilang, bukan bertambah dalam.
Hey, kamu. Berhentilah mengusikku, apalagi berlarian di kepalaku. Suatu saat nanti, ketika aku mampu berpaling darimu, sisa-sisa hujan tak kan lagi mengungkit semua kenangan, walau terkadang ada yang tersisa meski hanya secuil. Yang jelas, jika rasa ini terlalu dalam, semoga kita bertemu lagi lima tahun kedepan. Dengan garis takdir yang membawanya.
Sabtu, 28 September 2013
Surat Elektronik.
Aku melihatmu dari sudut tak terpandang.
Dan aku menggenggammu dari jarak tak terhingga.
Aku hanyalah bayangan semu.
Yang menemanimu dalam gelapnya malam.
Yang berada dibelakangmu ketika matahari menyapa.
Yang kadang luput dari pandangan mata.
Tapi tidak apa.
Asalkan kamu tahu bahwa itu aku.
Asalkan kamu paham bahwa aku disisimu.
Asalkan kamu mengerti bahwa aku juga bagian darimu.
Meski terkadang aku tak sesuai harapan.
Meski kadang ada bagian dari anak kecil ini,
yang berharap untuk kamu perhatikan.
Ini sekedar surat cinta elektronik.
Yang tak mampu kusampaikan pada pemilik.
Surat dari seorang pengecut, yang mengharapkan
sebuah harapan akan suatu ikatan.
Ikatan antara dua, tiga, ataupun beberapa orang.
Yang bernaung dalam sebuah baris persahabatan.
Jumat, 27 September 2013
Ka-Mu? Untuk keberapa kalinya?
Sabtu, 24 Agustus 2013
Love Letter (Kado Untuk Yesung)
Yesung ah~ sekarang kamu sudah benar-benar menjadi dewasa. Kamu adalah hyung untuk dongsaeng dan mungkin untuk hyungmu sendiri. Oppa, kamu benar-benar menjaga para member dengan baik walaupun atas semua keanehan akan tingkah lakumu. Tapi, Oppa itu yang membuatmu berbeda. Itu yang membuatmu lebih mengerti mereka. Ya, Oppa! Teruslah menjadi hyung yang baik untuk para member. Kamu tidak perlu menjadi yang terbaik, karena di mata dan hati kami kamu sudah menjadi yang terbaik.
Sabtu, 17 Agustus 2013
Letters For Indonesia
Sudah 68 tahun terlewati, hari-hari dimana penuh dengan darah dan air mata. Sudah berapa banyak kata merdeka yang terucap, namun hanya secuil yang menancap? Indonesia, kamu tanah airku, tempatku dilahirkan, tempat dimana aku dibesarkan. Aku bangga padamu. Indonesia. Aku ingin menyampaikan beberapa atau mungkin banyak hal kepadamu.
Ini surat cintaku untukmu, surat elektronik yang kuharap dapat membangkitkanmu.
Selasa, 13 Agustus 2013
Coretan Tanaman Liar
Jumat, 09 Agustus 2013
~nn~
2.사람들은 조용한 소녀로 저를 알고
3.매일 나는 다른 사람에게 좋은 여자 역할
4.하지만 변경, 사람들은 그것을 실현하지 않습니다
5.나는 좋은 여자에요 경우 그들은 단지 알고
6.하지만 지금은 저를 사랑
7.불행하게도이 같은 자신을 좋아하지 않아
8.난 단지 그들에게 다른 사람이 될
9.하지만 난 여전히 내게로 찾기
10.결국 내가 어디에 있었는지 모르겠어요, 난 지금입니다
Jumat, 02 Agustus 2013
Secret - Friend
Its only you I value, that is friend
I even know you by your eyes
Even if its hard and tiresome
You’re always next to me, my friend
You’re constant like the moonlight
You’re unchanging like the starlight
My friend (You’re my friend)
Even if it’s hard, let’s always be together