CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 30 Januari 2014

Dear, Bias.

Aku melihatmu dari jarak yang tak terhingga. Aku mengagumimu walau aku belum tahu sosokmu secara nyata. Aku merindukan suaramu meski kita tak sekalipun bercengkrama. Ini aneh, bukan? Tapi entah mengapa aku terus melakukannya. Menanti-nenati kapan aku dapat bertemu denganmu. Kerap kali aku menstalking seluruh isi Timeline dan mencuri kabar lewat dunia maya tentang keberadaanmu. Mungkin ini terdengar absurd, seperti aku seolah-olah tergila-gila karenamu. Tapi ini nyata. Sungguh. Mungkin terlihat seperti telenovela atau drama-drama, tapi aku juga tidak menyangka bahwa hal itu akan terjadi padaku. Pernah salah satu temanmu berkata "The hardest thing being a fangirls is when you trully falling in love with your bias." And now, i know the means of that words. Melihat seseorang dari balik layar kaca, mendengar suaranya hanya dari rekaman, itu menyakitkan. Tapi aku kadang berpikir, "Ahh, setidaknya mungkin dia akan menerka bagaimana rupa para fansnya dan mungkin saja aku masuk di anatarnya." Meskipun sedikit kemungkinan, tapi itu cukup. Karena suatu saat aku akan bertemu denganmu secara nyata. Bukan sebagai luckyfans, tapi sebagai seseorang yang yang kamu undang dengan sendirinya. Mungkin. Suatu saat.

Sempat aku terpaku. Bahwa teman-temanku kerap kali berkata bahwa aku mengada-ada. Bahwa ini semua tak nyata. Kerap kali aku bersikukuh. Dia nyata. Karena dia hidup. Dia nyata karena orang-orang bisa melihat dan mendengarnya. Dia nyata, karena aku menyukainya. Bukankah itu cukup? Yayaya. Aku bodoh, memang. Tapi aku lebih suka dibodohi idolaku daripada oleh makhluk bernama cowok yang kerap kali membuat kita melupakan masa depan. Mereka itu berbeda. Idolaku memang tak sempurna. Aku juga tak memuja mereka seolah mereka Tuhan ataupun Rasulku. Aku hanya menyukai mereka. Sama seperti saat kalian menyukai seseorang secara diam-diam. Mengerti?

Sabtu, 25 Januari 2014

Aku Masih Sanksi dengan Persahabatan

Aku Masih Sanksi dengan Persahabatan. Aku masih ragu. Pernah aku terpaku pada sebuah persahabatan, tapi pada akhirnya aku kembali terjatuh. Kadangkala aku merasa ini semua salahku. Karena aku tak bisa menjadi terlalu peduli. Karena aku tak bisa bersikap mengayomi. Ayolah, aku hanya seorang anak kecil yang sedang belajar. Aku bersamamu karena aku ingin tahu banyak hal. Ah, ya. Aku tahu. Ketika kamu mengajariku banyak hal kamu pasti berpikir dengan apa aku akan membalas semuanya kan? Memang seharusnya begitu. Andai kamu tahu bahwa aku membalasnya dengan terus berada disisimu.

Kamis, 16 Januari 2014

Apalah.

Hai. Aku dateng lagi nih. Mau ngepost cerita absurd lagi. He-he.

Hari ini aku sengaja menanti senja. Berharap warna jingganya membawamu kepadaku.
Aku menengadahkan tangan. Membiarkannya terbalut hujan.
Senja dan hujan. Hari yang meyenangkan untukku.
Aku kembali memikirkanmu.
Memikirkan perasaan yang seharusnya belum perlu.

Dear, God.
I'm just a girl who don't know about something feel like that. The feel that i can't handle and controled. 
How it was me? Why you choose me to feel like that? Do you know how tired i am? Don't you know that i felt confused and happy in the same time? For girl like me, it's hurt. Too much. And do you know whats make it so difficult? Cause his like other girl.  Ahh, i cant endure it.

Kamis, 02 Januari 2014

Tolong jangan menyukaiku. Aku tidak pintar. Aku tidak cantik. Aku tidak tinggi. Aku tidak putih. Aku tidak baik. Aku judes. Aku tak semenarik dia, aku tak sepintar dia. Tolong lihat saja seseorang disana yang mengharapkan kamu menjadi miliknya. Hiraukan saja aku sampai garis takdir menginginkan kita untuk bersama. Karena sampai saat ini aku belum ingin mengenal seseorang lebih dalam.

Kamis, 26 Desember 2013

Dunia yang indah itu, apakah benar-benar indah? #1

Ada seorang gadis yang selalu menutup pintunya dengan rapat, dia tak pernah membuka pintu sekalipun ada yang mengetuk. Gadis itu benci dengan kebisingan dan keributan. Meski terkadang ia merasa lelah untuk terus berdiam diri, tapi ia tetap tak mau menengok bagaimana dunia luar. Ia hanya ingin ada seseorang yang menarik tangannya untuk menunjukkan kepadanya bagaimana dunia luar yang orang-orang banggakan dengan segala keributan dan kebisingan yang ada. Ia hanya berjalan-jalan sebentar untuk membeli peralatan yang dibutuhkan atau sekedar membeli makanan.

Jumat, 20 Desember 2013

80 Km/Jam


            Pikiranku kosong. Mataku terpaku lurus. Menatap Jalan Wonosari yang penuh keramaian di sore hari. Aku memacu motorku untuk melaju lebih kencang. 80km/jam kala itu. Angka yang tertera pada speedometerku. Hampir saja aku menarik gasku lebih kencang, sebelum lampu merah menghentikan lajuku. Aku terhenyak. Sejenak. Entah kenapa aku ingin memacu motorku dengan kecepatan penuh. Aku ingin rasa ini. Amarah, benci, kecewa, bahagia, menghilang bersama lajuku yang melawan angin.
            Aku letih. Hujan yang deras sudah mulai mengalir melalui pelupuk mata.  Ahh, segera saja aku meutup kaca dari helmku. Tak ku hiraukan orang-orang yang memandangiku dengan tatapan aneh di perempatan tadi. Aku sudah tak perduli. Air mata ini sudah lelah bersembunyi di dalam hati. Aku tak tahu apa yang sedang aku pikirkan ketika memegang kendali motorku kala itu. Hanya kamu. Entah kenapa, masalah ini selalu berhubungan dengan kamu.

Kamis, 19 Desember 2013

Selamat Malam. Pak, Bu.

Teruntuk, Bapak dan Ibu

Selamat malam, pak, bu. Hari ini entah kenapa aku memikirkan kalian lebih dari yang biasanya. Aku mulai berpikir bagaimana jika aku tidak seperti yang kalian harapkan? Bagaimana jika angan-angan kalian tentang aku berhenti di tengah jalan? Bagaimana jika aku bukan menjadi seperti yang kalian inginkan? Ahh, hal itu terus berputar di kepalaku. Kata-kata kalian yang membanggakanku terus terngiang di telingaku. Pak,bu. Kalian tahu? Terkadang aku lelah. Dengan angan-angan kalian. Dengan semua kata-kata kalian yang membangga-banggakan diriku. Aku tak benar-benar seperti itu sungguh. Jangan menggantungkan beberapa hal kepadaku. Itu berat. Itu beban.

Selasa, 17 Desember 2013

Kamu-nya Dia?

Hai. Selamat Malam. Lagi. Kamunya dia. He-he.

Ahh, aku seringkali bercerita tentang kamu. Kamunya dia, kamu yang tak nyata. aku cuma mau sedikit cerita aja sih sebenernya, tapi enggak semuanya nyata, hanya beberapa aja. Karena kata-kata tak selamanya fakta bukan? ;)

Hai, kenalin. Aku cuma seorang gadis kecil yang baru dua bulan yang lalu genap berusia enam-belas tahun. Dan baru dua tahun pula aku memakai seragam abu-abu putih serta menyandang predikat murid SMA. Well, kata banyak orang masa SMA itu masa yang palin nggak terlupakan. Untuk yang satu ini aku setuju. Ya, emang bener masa SMAku ini nggak akan aku lupain. Yah, meski udah ada beberapa yang terlupakan bukan berarti aku berniat melupakannya. Kadang, karena terlalu lelah dan sakit kita cenderung menjadi pelupa. He-he. Tapi....aku nggak akan ngelupain dua makhluk itu, yang dua tahun ini masih setia buat nginget aku dan tetep ada di peredaranku :-D They're my friend. My Best Friends. My Lovely Friends ;;) Selain dua orang itu, ada juga sih beberapa orang yang bikin hidupku jadi lebih berwarna \lebay/. Yaps. Cowok. Hah. Makhluk yang namanya cowok kayaknya emang gak pernah lepas ya dari kehidupan manusia? :-p Eh, lupa. kayaknya aku mau cerita tentang kamunya dia ya? hehe. Oke balik ke awal.

Selasa, 03 Desember 2013

Duniamu dan duniaku. Itu indah walau menyedihkan.

Aku akan mencoba bertahan walau terlihat menyedihkan. Tak apa aku tak bisa tinggal sedekat dulu denganmu, asalkan kamu datang kepadaku ketika kamu lelah dengan bebanmu. Aku akan membiarkanmu bersama duniamu, karena aku tahu aku tak bisa memasuki duniamu. Maaf. Tapi aku tak apa. Sungguh.
Aku tahu jika kamu bosan denganku, karena sifatku yang berbeda jauh darimu. Tapi ingatlah karena perbedaan kita bertemu dan menjadi sedekat ini dan semoga untuk seterusnya. Karena itulah yang menjadikan perbedaan menjadi indah.
Bukan aku atau kamu yang menjauh. Kita hanya sedang menjalani kehidupan seperti saat kita belum bertemu, bukan begitu?
Aku juga ingin terus disampingmu, kemanapun kamu. Tapi toh, semua perlu batasan sampai akhirnya kita saling merindukan. Semoga.
Kamu boleh memperlihatkan senyuman kepada semua orang, tapi tolong, ketika gerimis mulai menyapa pelupuk matamu, biarkan aku yang menghapusnya. Kamu bisa berbohong tentang senyuman kepada orang lain. Tapi tidak denganku.
Seberapa lama kita akan bertahan, seberapa jauh kita akan melangkah, aku tak tahu, aku tak mau tahu. Yang aku tahu dengan pasti adalah waktu yang kita lewati, akan kita lalui dengan baik.

Minggu, 17 November 2013

Aku Tak Mau Mengaku

Semua berawal dari tatapan mata, lalu sebuah pembicaraan tanpa sengaja, dan berakhir pada sebuah keingintahuan yang membuat kita mulai merindukan. Lalu, apakah hal-hal seperti ini yang dinamakan dengan menyukai? Aku rasa tidak semua hal yang berawal dengan hal-hal yang aku sebutkan di atas adalah tanda kita menyukai, karena semua hanya sementara. Bagiku, menyukai seseorang untuk saat ini bukanlah sesuatu yang besar, karena aku tidak bisa menjamin ketika aku memiliki "a little bit" feeling for you, it will be long, karena bagiku menyukai cukuplah untuk disimpan didalam hati selama beberapa waktu ke depan. Aku menyukaimu untuk saat ini, tapi aku tidak yakin akan  seperti itu untuk seterusnya.

Jadi jika suatu saat lagi aku tak memandangmu diam-diam dari sudut kelasku, atau ketika aku tak dapat lagi menahan rasa sakit dan lelahku, kamu harus bersiap-siap untuk kehilanganku, salah satu dari puluhan fans yang menhgarapkan hatimu. Mungkin ini salahku yang hanya mampu menatapmu, seolah tak ada apa-apa, tapi kamu juga harus tahu betapa melelahkannya hal yang mungkin akan kau anggap bodoh ini jika kau mengetahuinya. 

Untuk saat ini aku tak mau mengakui perasaanku, aku hanya ingin perasaanku menghilang dengan sendirinya seperti waktu. Jika itu takdir, mungkin kita akan bertemu lagi dan perasaan ini juga mungkin akan kembali padamu, tapi untuk saat ini tidak ada jaminan untuk itu. Aku hanya berencana untuk terus membiarkannya, entah rasa itu akan tumbuh atau semakin layu, aku tidak perduli. Aku hanya tak ingin membuatmu mengusik kehidupanku. Aku..aku..hanya ingin rasa ini memudar, tolong mengertilah. Jangan biarkan hatiku goyah karenamu, untuk saat ini..