Tuhan.. Pelangi mulai bersinar dihatiku. Aku merasa hujanku telah berlalu. Hatiku kini tak lagi memangil namanya, otakku tak lagi menarikan bayangnya, dan mataku tal lagi mengikuti jejaknya. Tak lagi kuperdulikan derap langkahnya, tak kuhiraukan senyum manisnya. Tuhan..aku rasa..aku mulai melupakannya.
Sabtu, 03 November 2012
Rabu, 31 Oktober 2012
Empty
Apa yang salah dari mengagumimu? Kata mereka mengagumi dan jatuh cinta itu tidak pernah salah. Tapi, mengapa aku merasa seperti ada yang salah? Sakit..bahagia..yang aku rasa saat itu, hanya aku yang memiliki dan hanya aku yang merasakan. Mungkin, memang salahku yang hanya bisa mencintai dari jauh tanpa mampu mengungkapkannya. Sebanyak apa kebodohan yang telah aku perbuat saat mengagumimu dalam diam? Ketika aku menatapmu dari balik jendela, ketika kamu lewat dihadapanku, bahkan ketika tanpa sengaja mata kita saling bertegur sapa. Tuhan.. sakitku ini hanya aku yang rasa, bahagiaku tak sekalipun jadi bahagianya. Sekalipun roda kehidupan terus berputar, tak sedetikpun kutemukan arti kehidupan.
Sering aku menyesali hidup, menangis bersama derai hujan, berharap tak seorangpun mendengar rintihanku. Sekarang, aku seperti sudah lupa bagaimana bahagia itu. Semenjak semilir angin terus menusuk tubuhku. Satu detik yang aku lalui, seperti hitungan hari tanpa akhir. Menangis dari balik hujan, juga menunggu dalam kegelapan, seperti itulah simfoni kehidupanku..aku rasa~ Karena sekarang tak lagi ku temui pelangi setelah hujan.
"Buat seseorang yang sempat membuat detak jantungku berhenti. Buat kamu yang tak lagi mengisi hati."
"Dari seseorang yang mengharapkan kehadiranmu. Dari aku, yang tak putus menunggu."
Sering aku menyesali hidup, menangis bersama derai hujan, berharap tak seorangpun mendengar rintihanku. Sekarang, aku seperti sudah lupa bagaimana bahagia itu. Semenjak semilir angin terus menusuk tubuhku. Satu detik yang aku lalui, seperti hitungan hari tanpa akhir. Menangis dari balik hujan, juga menunggu dalam kegelapan, seperti itulah simfoni kehidupanku..aku rasa~ Karena sekarang tak lagi ku temui pelangi setelah hujan.
"Buat seseorang yang sempat membuat detak jantungku berhenti. Buat kamu yang tak lagi mengisi hati."
"Dari seseorang yang mengharapkan kehadiranmu. Dari aku, yang tak putus menunggu."
Minggu, 28 Oktober 2012
Untuk Kamu
Kamu bilang kamu sakit. Tapi apa kamu tahu bagaimana lukaku? Kamu bilang kamu menderita. Tapi kamu tak tahu bahwa hatiku telah tersayat. Kamu bilang kamu salah. Tapi tak sekalipun kamu meminta maaf. Kamu malah pergi penuh dengan pengabaian. Kamu yang membuat janji, kamu juga yang tak sekalipun menepati. Sedangkanku, hanya bisa diam dan terus menunggu.
Secangkir Masa Lalu
Cinta dan rindu. Secangkir masa lalu, yang sempat menjadi alasan bahagiaku. Kini, mereka telah berlalu, cinta dan rindu tak lagi bersatu. Mereka memilih jalan masing-masing. Dengan harapan agar tak ada yang tersakiti. Sekarang aku harus membiasakan diri. Terbelenggu dalam nyanyian sunyi bernama rindu dan tersayat dalam setiap melodi cinta. Terus aku menyemangati diri sendiri, membiarkan diriku tenggelam dalam bisikan kalbu.
Kamis, 25 Oktober 2012
Makalah Nasionalisme dan Patriotisme
KATA PENGANTAR
Pertama-tama,
kami senantiasa mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan
Makalah tentang Pendidikan Kewarganegaraan ini. Kami juga ingin mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak dan media yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Minggu, 21 Oktober 2012
Hanya Membiarkan Hatiku Berbicara
Aku tak pernah mengerti apa itu cinta.
Aku tak pernah tahu bagaimana menyayangi.
Karena aku, tak berharap merasakannya.
Setidaknya untuk saat ini~
Langit senja mulai mewarnai hariku. Garis-garis oranye kekuningan dengan siluet jingga mulai merasuk menggantikan warna biru cerah.
Aku tak pernah tahu bagaimana menyayangi.
Karena aku, tak berharap merasakannya.
Setidaknya untuk saat ini~
Langit senja mulai mewarnai hariku. Garis-garis oranye kekuningan dengan siluet jingga mulai merasuk menggantikan warna biru cerah.
Minggu, 14 Oktober 2012
Surat Kecil Untuk (mungkin) Sahabat
Lama sekali aku tak melihatmu berkeliaran mencari-cariku. Apakah kamu sudah lupa padaku? Atau karena hari-hari ini aku terlalu sibuk dengan kehidupanku? Karena kini, tak ada lagi tawamu yang penuh gurat kebahagiaan. Hanya ada bayang-bayang semu yang selalu aku perhatikan. Andai kamu tahu, tak sedetikpun aku melupakanmu. Aku masih terus mencoba mencari kabarmu, dalam diam tanpa kamu ketahui.
Tuhan..
Sering aku bernyanyi dalam diam.
Bercumbu dengan dinginnya malam.
Dan berpadu dengan rangkaian sendu.
Acap kali aku terhipnotis bayang-bayang syahdu.
Yang mengingatkanku pada sepenggal masa lalu.
Selasa, 09 Oktober 2012
Aku..Kamu..
Jemariku selalu menari-nari dengan pena dalam setiap kertas kosongku. Ia mendendangkan lagu khas dari setiap tetes tinta itu..Kamu. Tapi, sesekali aku juga meletakkan penaku dan mencuri pandang ke arah jendela, mencoba mencari siluetmu yang entah mengapa selalu membuatku merasa nyaman. Menelusuri setiap sudut jendela, bahkan celah-celahnyapun tak pernah luput dari pandanganku. Dari ambang pintu itu aku juga selalu mencoba merasakan derap langkahmu. Langkah yang ringan, berwibawa, tanpa beban. Sosokmu seringkali ku dapati sedang asyik bercengkrama didepan kelas, bersama teman-temanmu..dan seseorang. Seseorang yang beberapa minggu terakhir ini sering menjadi penyebab gerimis kecilku, juga bunga-bunga layu dalam hatiku
Rabu, 12 September 2012
Masa?Lalu?
Hari ini gerimis kecil turun... Tidak hanya membasahi bumi.. tapi juga membasahi pelupuk mataku. Tanpa sadar, gerimis itu menjadi hujan yang begitu lebat. Membuat genangan di sela-sela pipiku. Entah mengapa, aku merasa langit tiba-tiba menjadi mendung dan matahari enggan menampakkan diri kembali. Duniaku sepertinya telah berubah. Hari yang aku lalui tak lagi secerah dulu. Mawar yang mekar dan mencolok kini menjadi layu tanpa daya. Dan bintang yang bercahaya.. sayup-sayup terasa meredup. Bagaimana ini? Aku merasa seakan tidak ada dunia yang sama apalagi lebih baik dari saat itu. Mengapa ini terjadi? Mungkinkah karena semua sikapku yang begitu menjemukan atau.. mungkinkah semua ini palsu? Hanya seperti sebuah novel? Aku rasa iya. Hanya aku yang berperan disini. Hanya aku yang menikmati semuanya. Dan hanya aku merasakan sakit dan bahagia.
Langganan:
Postingan (Atom)