Kamis, 13 Februari 2014
Apa Saja.
Hmm sepertinya aku kebanyakan cuap-cuap di bulan Januari, jadi kayaknya Februari ini nggak banyak yang pengen aku ungkapin. Tapi yang jelas, apapun dan bagaimanapun itu, sosok kamu masih tetap sama dimataku. Sosok kamu yang lebih menginginkan dia dibanding aku. Sosok kamu yang hanya menjadikanku halte bis daripada terminal. Well, it's ok. Itu lebih baik daripada aku tidak bisa melihatmu sama sekali. Aku punya sebuah puisi nih, buat kamu. Juga buat siapapun yang mungkin merasa lelah dengan penantian.
Kamis, 30 Januari 2014
Dear, Bias.
Sempat aku terpaku. Bahwa teman-temanku kerap kali berkata bahwa aku mengada-ada. Bahwa ini semua tak nyata. Kerap kali aku bersikukuh. Dia nyata. Karena dia hidup. Dia nyata karena orang-orang bisa melihat dan mendengarnya. Dia nyata, karena aku menyukainya. Bukankah itu cukup? Yayaya. Aku bodoh, memang. Tapi aku lebih suka dibodohi idolaku daripada oleh makhluk bernama cowok yang kerap kali membuat kita melupakan masa depan. Mereka itu berbeda. Idolaku memang tak sempurna. Aku juga tak memuja mereka seolah mereka Tuhan ataupun Rasulku. Aku hanya menyukai mereka. Sama seperti saat kalian menyukai seseorang secara diam-diam. Mengerti?
Sabtu, 25 Januari 2014
Aku Masih Sanksi dengan Persahabatan
Kamis, 16 Januari 2014
Apalah.
Kamis, 02 Januari 2014
Tolong jangan menyukaiku. Aku tidak pintar. Aku tidak cantik. Aku tidak tinggi. Aku tidak putih. Aku tidak baik. Aku judes. Aku tak semenarik dia, aku tak sepintar dia. Tolong lihat saja seseorang disana yang mengharapkan kamu menjadi miliknya. Hiraukan saja aku sampai garis takdir menginginkan kita untuk bersama. Karena sampai saat ini aku belum ingin mengenal seseorang lebih dalam.
Kamis, 26 Desember 2013
Dunia yang indah itu, apakah benar-benar indah? #1
Jumat, 20 Desember 2013
80 Km/Jam
Kamis, 19 Desember 2013
Selamat Malam. Pak, Bu.
Selasa, 17 Desember 2013
Kamu-nya Dia?
Ahh, aku seringkali bercerita tentang kamu. Kamunya dia, kamu yang tak nyata. aku cuma mau sedikit cerita aja sih sebenernya, tapi enggak semuanya nyata, hanya beberapa aja. Karena kata-kata tak selamanya fakta bukan? ;)
Hai, kenalin. Aku cuma seorang gadis kecil yang baru dua bulan yang lalu genap berusia enam-belas tahun. Dan baru dua tahun pula aku memakai seragam abu-abu putih serta menyandang predikat murid SMA. Well, kata banyak orang masa SMA itu masa yang palin nggak terlupakan. Untuk yang satu ini aku setuju. Ya, emang bener masa SMAku ini nggak akan aku lupain. Yah, meski udah ada beberapa yang terlupakan bukan berarti aku berniat melupakannya. Kadang, karena terlalu lelah dan sakit kita cenderung menjadi pelupa. He-he. Tapi....aku nggak akan ngelupain dua makhluk itu, yang dua tahun ini masih setia buat nginget aku dan tetep ada di peredaranku :-D They're my friend. My Best Friends. My Lovely Friends ;;) Selain dua orang itu, ada juga sih beberapa orang yang bikin hidupku jadi lebih berwarna \lebay/. Yaps. Cowok. Hah. Makhluk yang namanya cowok kayaknya emang gak pernah lepas ya dari kehidupan manusia? :-p Eh, lupa. kayaknya aku mau cerita tentang kamunya dia ya? hehe. Oke balik ke awal.
Selasa, 03 Desember 2013
Duniamu dan duniaku. Itu indah walau menyedihkan.
Aku akan mencoba bertahan walau terlihat menyedihkan. Tak apa aku tak bisa tinggal sedekat dulu denganmu, asalkan kamu datang kepadaku ketika kamu lelah dengan bebanmu. Aku akan membiarkanmu bersama duniamu, karena aku tahu aku tak bisa memasuki duniamu. Maaf. Tapi aku tak apa. Sungguh.
Aku tahu jika kamu bosan denganku, karena sifatku yang berbeda jauh darimu. Tapi ingatlah karena perbedaan kita bertemu dan menjadi sedekat ini dan semoga untuk seterusnya. Karena itulah yang menjadikan perbedaan menjadi indah.
Bukan aku atau kamu yang menjauh. Kita hanya sedang menjalani kehidupan seperti saat kita belum bertemu, bukan begitu?
Aku juga ingin terus disampingmu, kemanapun kamu. Tapi toh, semua perlu batasan sampai akhirnya kita saling merindukan. Semoga.
Kamu boleh memperlihatkan senyuman kepada semua orang, tapi tolong, ketika gerimis mulai menyapa pelupuk matamu, biarkan aku yang menghapusnya. Kamu bisa berbohong tentang senyuman kepada orang lain. Tapi tidak denganku.
Seberapa lama kita akan bertahan, seberapa jauh kita akan melangkah, aku tak tahu, aku tak mau tahu. Yang aku tahu dengan pasti adalah waktu yang kita lewati, akan kita lalui dengan baik.