CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 21 Juni 2012

Random :p

Love has 4 letters, but so does Hate. Friends has & letters, but so does Enemies. And Truth has 5 letters, but so does Lying. Kalian tahu tidak kenapa aku menulis itu? ( ya nggak tau lah--") Oke, aku kasih tahu. Cinta itu memiliki 4 huruf. Sama dengan Benci. Maka dari itu, terkadang ketika kamu berkata cinta kepada sseorang. Kamu bisa saja membenci orang itu. Menjadi musuh bahkan. Dan tidak jarang juga, ketika kamu

Senin, 18 Juni 2012

Just Share

Hello readers, viewers, blogger, apapun itu lah xD. Aku mau nge share sedikit nih tentang klaim-mengklaim budaya baik dari dunia nyata maupun maya ._. Bagi yang up to date, selalu mengikuti perkembangan berita, bukan gosip loh yaa xD. Pastinya tau kan, sekarang ini lagi rame masalah Tari Tor-Tor dari Indonesia yang diklaim (lagi-_-) sebagai budaya negara lain, yaitu Malaysia. Sebenernya gerah juga sih dengernya, ada apa-apa dikit langsung diklaim, habis diklaim, pada debat, terus demo, dan akhirnya... rusuh! Pada kagak capek apa yaa? Yang liat aja capek begini -_-

Rabu, 13 Juni 2012

Rajutan Jemariku

Rinduku tidak pernah sama. Rinduku berbeda dengan kalian semua. Rinduku selalu penuh senyum dan air mata. Kamu yang membuatku tersenyum, dan karena kamu juga gerimis turun dari pelupuk mata. Aku tidak tahu dari kapan tepatnya kamu mulai menguasai kehidupanku. Kamu yang selalu membuatku berdiam diri didalam kamar sambil memandangi jendela. Kamu yang membuat hujan menjadi penuh magis. Kamu yang selalu kutatap dalam diam. Aku tahu rinduku ini tak beralasan, tanpa ujung. Aku tahu rindu ini hanya kesedihan dan tanpa harapan belaka. Tapi aku juga tidak mengerti mengapa aku tetap bertahan.

Rabu, 30 Mei 2012

Rindu ?

Hari ini, aku bertemu lagi dengan rindu. Dia selalu menjadi kekasihku setiap malam. Menghiburku lewat alunan-alunan angin yang merdu. Aku selalu berbagi cerita dengan dia. Bagaimana aku menjadi pengagum rahasiamu. Bagaimana aku menghilangkan rasa  sakit. Dan bagaimana kesetiaanku menunggumu hingga sekarang. Rindu itu selalu menjadi bagian dari diriku. Rindu yang membuat aku mengerti rasa sakit, rindu juga yang membuatku bangkit. Dia menjawab setiap keraguanku, dia juga pendengar yang baik. Terkadang, dia juga memberi solusi untukku yang mulai menyerah denganmu. Dia selalu berkata bahwa tidak ada yang salah saat kamu mengagumi seseorang, meski rasa itu datang dan pergi serta sulit dipahami, rasa itu tetap nyata dan kamu tidak mungkin melepaskannya. Begitu katanya. Setelah kupikir lagi, rindu benar. Tidak mungkin aku bisa melepaskan seseorang dengan mudah, karena setidaknya dia sempat menjadi pianis dalam kehidupanku. memainkan melodi-melodi manis yang sempat menggugah jiwaku.

Yap! dia sudah tersimpan rapat dalam otakku. Meski aku sudah lupa, tidak pernah aku benar-benar melupakannya. Sebelum ada yang mampu mengunci otakku, otakku akan terus memproses setiap waktu yang ku jalani denganmu. Hanya dengan rindu aku dapat berkeluh kesah sesukaku, hanya dengan rindu aku berbicara tentangmu. Meski begitu, rindu tetaplah rindu. Dia tidak nyata, tanpa wujud. Sehingga, terkadang ia malah menusukku. Membuatku semakin sakit dengan bayang-bayangnya. Meski hanya ilusi, tetap saja membuat hatiku kian beradu. Mungkin aku bisa mengeluh sesukaku, sepuasku kepada rindu. Tapi, tetap saja aku takkan mampu menyentuhnya, bahkan memilikinya. Cukuplah rindu yang membawa perasaanku terbang bersama ribuan burung. Cukuplah rindu yang tahu isi hatiku. Dan cukupllah rindu, menjadi rindu yang tak pernah sampai kepada pemiliknya.

Rinduku masih sama seperti dulu.
Tanpa ujung, tanpa syarat.
Rinduku masih tetap kusimpan untukmu. 

Senin, 28 Mei 2012

Minggu, 27 Mei 2012

Buku, Kenanganku:)

Hallo buku-bukuku:) Apa kabarmu sekarang? Lama yaa kita tidak bertemu? Rasanya seperti bertahun-tahun aku tidak membacamu. Tunggu dulu, membaca? Menyentuhpun tidak. Hahaha. Spertinya kamu mulai ku abaikan. Jangan marah bukuku sayang:) suatu saat nanti aku juga membutuhkanmu, aku akan membuka dan membacamu kembali. Tapi, tidak untuk sekarang karena aku ingin merasakn bebasnya menjadi pelajar tanpa belajar :p Ku harap,saat aku membukamu esok kamu tidak akan menjadi usang dan rusak. Aku juga akan selalu membersihkanmu dari debu-debu yang bergelayut manja pada sampulmu:) Sebenarnya aku juga merindukanmu. Aku rindu saat berpura-pura membacamu ketika aku disuruh belajar ibu. Ketika aku terpaksa membacamu hanya demi meringkasmu, hanya demi sebuah nilai! Sungguh perjuangan yang berat-___-" hahaaa

Aku juga rindu masa-masa itu, saat aku menggunakanmu sebagai alat agar aku bisa melihat wajahnya yang tersenyum polos dari kejauhan. Apa kamu mengingatnya? Kamu juga membantuku saat bapak ibu guru memberikan tugas yang seabrek karena kelewat baiknya--" Saat aku membanting dan membuangmu karena tulisanmu yang hampir membuat rambutku rontok. Tapi, aku bahagia memilikimu. Karena kamu, aku memiliki ilmu, aku bertambah wawasan, aku juga bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Oh, ya. Buku, ingatkah kamu saat kugunakanmu untuk menutupi wajahku saat aku bosan mendengar penjelasan guru hingga akhirnya tertidur? Atau saat aku menggunakanmu untuk menutupi bahwa yang ku baca bukan dirimu tapi sebuah novel?

Belakangan ini, aku jadi tahu seberapa berharganya dirimu ketika aku mengingatmu. Jadi, aku harap kamu tidak menjadi lapuk, usang, hingga akhirnya tidak bisa ku baca lagi. Aku putuskan untuk merawatmu, tapi kalau sempat saja yaa :p Aku juga mencoret-coret namanya, menggambarnya sebagai tokoh kartun, juga membuat cerita tentangnya dalam dirimu. Jadi, ku harap rahasiaku aman ya di tanganmu :) Maka dari itu, kamu jangan sampai rusak yaa, banyak memori ku bersama teman-teman biru putih disana. Saat bahagia, sedih, kecewa,senang. semua ku adukan padamu.Terimakasih buku, kamu selalu mau menampung keluh kesahku tanpa protes hahaa :D Meski sekarang aku melemparmu jauh-jauh, tapi esok hari aku akan mengambilmu kembali, menyimpanmu bersama kenangan dalam ingatan dan hatiku ^^

Maaf karena sering mengabaikanmu.
Terimaksih untuk setiap detail ilmumu.
Bukuku adalah milikki.
Selamanya akan tetap seperti itu:)

Sabtu, 26 Mei 2012

Just My Opini

Sebenarnya orang Indonesia itu pintar, hanya saja mereka terlalu malas dengan kepintaran mereka. Hanya sedikit dari mereka yang bisa membuat kepintaran mereka di akui. Memang itu sulit, tapi apa salahnya berusaha? Bukankah hasil yang didapat akan sebanding dengan usaha yang dikeluarkan? Meski gagal berkali-kali, tataplah Mencoba! Terkadang hasil yang didapat itu ada di ujung perjuangan manusia. Itu artinya, kita tidak bolehputus asa! Meski terkadang usaha kita tidak di hargai negara sendiri, bukan berarti ada kata menyerah. Lihatlah keluar, buka jendelamu berapa banyak orang yang membutuhkanmu? Bukan salah kalian juga jika tidak berhasil, aku sadar negara kita terlalu banyak pertimbangan, terlalu memikirkan uang bukanrakyat. Pantas saja orang pintar dari Indonesia menjelajah ke luar negeri, dimana karya mereka di hargai dan di kembangkan.

Jadi, buat bapak-ibu yang memiliki jabatan, jangan salahkan anak bangsa yang memilih ke lain negara. Sedikit banyaknya juga karena kalian. Setelah kalian tahu semua ini apa kalian menyesal? Kurasa tidak, kalian malah mencari sensasi. Berkata mereka tidak mencintai tanah air. Lihat dulu, lah siapa yang memulai ini semua? Kalau bukan karena kalian, mereka juga tidak akan begitu. Apa kalian hanya memikirkan uang? Tidak sadarkah kalian disini ada 200juta lebih orang yang membutuhkan kalian, bergantung kepada kalian. Jangan hanya memikirkan kehidupan pribadi! Ingat dong, apa yang dulu kalian janjikan kepada kami. Rakyat makmur, hidup sejahtera, tanpa korupsi. Ternyata apa? Malah kalian sendiri yang terkibat dengan korupsi.

Tidak salah juga mengapa anak kecil sudah berani berkata kasar, bersikap buruk. Itu semua juga karena meniru kalian. Mereka itu mencontoh kalian bapak, ibu yang terhormat! Tapi, saya juga tidak bisa menyalahkan kalian sepenuhnya. Masyarakat menjadi kacau balau dan tidak terkontrol juga karena diri mereka sendiri yang mau. Tujuannya juga sama dengan kalian, demi uang! Hhh~ Sekarang, apa ya yang tidak bisa uang lakukan? Kebahagiaan saja ada yang mau dibeli. Benar-benar amburadul, pantaslah kalau kita bercermin. Tapi, jangan bercermin pada negara lain. Bercerminlah pada diri sendiri. Perbaiki lagi generasi muda kita menjadi seperti dulu. Pantang menyerah, patriotisme, jujur, dan juga kembalikan negara kita menjadi "Untaian Zamrud di Khatulistiwa" dan imej kita sebagai negara yang Ramah:) Bukan negara yang anarkis dan penuh kerusuhan!

Bangkitlah Tanah Airku,
Tersenyumlah seperti  Dahulu ^^

Bertemu, Lalu Berpisah?

Mulai beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan beberapa tahun ke depan kita akan berpisah. Tidak akan ada sapaan satu sama lain, tidak ada desah suara lembutmu, dan tidak ada senyum manismu untukku. Jadi, selamat tinggal :( Sebenarnya aku sudah tahu bahwa hari seperti ini akan terjadi. Setiap ucapan selamat datang, pasti akan berakhir dengan selamat tinggal. Maka dari itu aku sudah mempersiapkan semua. Tidak ada air mata, hanya ada senyum hangat, seolah aku merelakan kepergianmu. Ya, hanya seolah saja. Karena sampai kapanpun, hatiku tidak akan rela melepasmu. Aku sudah terbiasa dengan setiap candaanmu yang kadang menyakitiku, aku sudah biasa menatapmu diam-diam, aku juga sudah biasa menunggu derap langkahmu dari balik pintu itu. Kamu tidak percaya? Tanya saja pada pintu itu, pintu itu saksi bisu dimana aku sering memperhatikanmu. Kalau mau lebih jelas, tanya saja pada hatiku tentunya kamu akan mendapat jawaban yang lebih pasti. 

Kamu tau tidak, setiap kali aku merindukanmu aku menulis surat lewat bisikkan angin, aku juga membuat sketsa kita dalam setiap rasi bintang. Dan kuharap embun pagi juga menyampaikan ucapan selamat pagiku untukmu. Aku melakukan semua itu, karena aku tidak berani menatapmu, aku takut akan terjatuh semakin dalam. Mungkin karena itu aku selalu terlihat menghindarimu atau bahkan mengabaikanmu. Jujur saja, sebenarnya kamu yang mengabaikanku. Kamu selalu menjauh dariku, kamu tidak pernah mencoba mengenalku, mengenal hatiku. Sebenarnya aku juga heran, kalau aku hanya mengagumimu saja itu utnuk apa? Kamu sajamengabaikanku, jadi untuk apa perasaan ini aku pertahankan? Meski begitu, aku tetap bertahan. Aku bodoh kan? Aku tolol kan? Atu mungkin kamu menganggapku idiot? Boleh, kok. Tapi, sebelim itu kamu harus tahu bagaimana lelahnya menunggu, bagaimana sakitnya melihat jemarimu dimiliki orang lain, betapa hancurnya saat senyummu itu bukan untukku.

Kamu harus tahu perjuanganku dulu! Apa kamu fikir menjadi pengagum rahasia itu mudah? Itu sulit, bodoh! Dan kamu tahu rasa sakit yang lebih parah dari ini? Ya, tentu kamu tidak tahu. Untuk itu u beritahu kamu. Rasa sakit yang sebenarnya itu, saat kamu berkata "Hallo" padaku lalu dengan mudahnya kamu berkata "Good bye" Bukankah itu sakit, haah?! Baiklah, aku juga akan mengucapkan selamat tinggal padamu, tanpa air mata, kuharap. Semoga di lain waktu kita bisa kembali bertemu, jika tidak aku ingin mendapatkan seseorang yang lebih dariu. Yang lebih memahamiku.

Selamat tinggal, kekasih yang belum sempat ku miliki,
Selamat tinggal, untuk seseorang yang pernah membuka hatiku
Selamat tinggal, untuk kamu yang menjadi bunga tidurku.
Datanglah, jika kamu butuh tempat bersandar ^^
Paii-paii:)



Jumat, 25 Mei 2012

Eh, Kamu Lagi :D


Sudah lama aku tidak bercerita tentangmu. Apakah aku mulai bosan? Ah, tidak! Aku tidak pernah bosan akan hal yang berhubungan tentangmu. Senyum tulusmu, tawa bahagiamu, suara merdumu, ekspresi wajahmu, Ah, tidak sekalipun aku bosan, bahkan aku selalu merindukannya. Tapi, aku berfikiir untuk menyerah. Bukan! aku berfikir untuk benar-benar menyerah. Mungkin aku sering mengucapkan kata menyerah, tapi akhirnya aku bangkit lagi. Tapi, kali ini berbeda! Aku akan benar-benar melepasmu, membiarkanmu jatuh ke dalam pelukan orang lain, membiarkan bahumu disandari wanita lain, membiarkan senyummu dinikmati gadis lain. Sudah! Cukup! Aku tidak mampu membayangkannya lagi. Terlalu sulit, begitu sakit!

Seringkali aku tersenyum penuh kepedihan saat melihatmu tersenyum karena oranng lain, sedangkan aku? Hanya mampu menikmatinya secara diam-diam. Kamu beruntumng, kalian beruntung bisa menjadi sebab tawa renyahnya. Uhh~ aku sungguh iri dengan kalian. Hey! Kamu! Apa kamu tahu rasanya menjadi diriku? Entah sudah berapa kali hatiku terpotong menjadi irisan-irisan kecil, lalu dengan susah payah kurangkai lagi, dan...semudah itukah kau menghancurkanya lagi?  Terkadang aku berfikir hatimu ternuat dari apa. Tidak pernah melihatku, melirikkupun tidak. Ya, mungkin aku tidak secantik wanita yang mengelilingimu. Tapi, tidak biasakah kau mengenaliku lebih dalam? mengenali hatiku? Lihatlah, seberapa kuat kamu terekat didalam sana.

Kamu itu sudah terhubung dengan darah dan jantungku. Kamu tidak bisa lepas dari hembus nafasku. Kamu oksigen untukku. Terkadang aku harus berburu dengan waktu agar bisa melihatmu, meski bukan menatapmu. Terkadang aku juga harus menutup mataku ketika melihat kamu dengan yang lain. Tapi aku tegar. Tidak! Lebih tepatnya sok tegar. Ya, menyembunyikan air mata dalam setiap rajut tawaku. Kamu tidak tahu kan bagaimana sakitnya? hh~ tentu saja tidak! Apa yang kamu tahu tentangku? Tentu saja tidak ada. Meski bagimu aku bukanlah siapa-siapa tapi kamu adalah seglanya. Eitss~ segalanya setelah Allah dan orangtuaku tentunya:) Baiklah... selamat tinggal. Terimakasih telah menorehkan coretan-coretan pada buku baru ini. Terimakasih telah mengajariku kehidupan. Terimakasih telah membuatku emnjadi seorang secret admirrermu:) Bahagialah diluar sana tanpaku, kembalilah jika kau membutuhkan tempat berteduh, aku tidak pernah benar-benar melepasmu^^



Untuk seseorang, yang telah memiliki tempat tersendiri,
di sini, di ruang hatiku.
Yang kuncinya, telah kamu genggam
Dipos

Ibu :)


Hallo Ibu? Bagaimana kabarmu? Aku bertanya ini, karena aku tidak pernah benar-benar tahu keadaanmu yang sesungguhnya. Ibu, mengapa kamu begitu baik kepadaku? Tingkah-tingkah bodoh dan konyolku tidak pernah membuatmu marah kepadaku, bahkan jika bulir-bulir hujan dimataku turun, kamu dengan sigap menyekanya. Bu, apa kamu akan terus memperhatikanku sampai esok hari? Sampai kita bertemu di dunia yang baru? Bu, apakah semua kasih sayangmu akan terus bersamaku? Apakah doa-doamu tentangku akan selalu kau panjatkan tanpa henti? Bu, apakah kamu tidak lelah karena ke-tololanku? Bu, ibu aku merindukanmu....

Bu, aku ingin tahu bagaimana selama 9 bulan 10 hari kamu menghadapiku yang selalu menendang-nendang perutmu. Apakah itu sakit bu? Lalu, bagaimana rasanya saat kamu melahirkanku? Mengeluarkan banyak darah, berteriak penuh kesakitan. Bu, aku mau bertanya bagaimana selama 14tahun ini kamu membesarkanku? Berapa banyak kasih sayang kamu berikan? Berapa banyak air mata yang kau curahkan, bu? Bu, aku tahu aku bukan anak yang berbakti. Aku tahu aku seringkali menjadi penyebab air matamu. Bu, aku juga tahu engkau selalu menyelipkan namaku dalam setiap doamu. Bu, aku pun tahu bahwa kamu selalu menginginkan dan melakukan yang terbaik untukku.

Tapi maaf bu, aku terlalu bodoh untuk memahaminya. Aku selalu saja membebanimu. Selalu meminta ini itu yang memberatkanmu. Selalu saja membuat amarahmu memuncak. Ya, meski aku tahu seberapa besar pengorbananmu untukku, aku tetap saja seperti ini. Bersikap konyol tanpa tahu akibatnya untukku, dan juga untukmu. Bu, apa pernah aku membuat senyum terurai dari wajahmu? Apa pernah aku membuatmu bangga memiliki anak sepertiku? Apa pernah aku menaati setiap perkataanmu? Kurasa jawabannya tidak. Maafkan aku, bu. Bukannya aku tidak mau berbakti kepadamu. Hanya saja, aku tidak tahu cara yang benar untuk membuatmu bangga. Aku juga menyelipkan namamu dalam baris doaku, bu. Didalam hatiku, aku juga sangat bangga, beruntung, dan bahagia memiliki ibu sepertimu. Namun, mulut dan perilakuku sangat sulit untuk mengekspresikan semua itu.

Aku juga ingin, bu seperti orang lain. Bisa bercengkrama denganmu, tertawa bersama, memasak bersama. Dan bercerita tentang hari-hariku. Tapi, bu. Aku tidak bisa. Sangat sulit bagiku melakukan itu. Karena aku berbeda, bu. Aku tidak sama seperti mereka, aku berbeda bu dengan mereka dan aku bukanlah mereka. Jadi, tolong mengertilah aku sekali ini saja, bu. Aku tahu permintaanku terlalu banyak, tapi mengertilah. Jangan samakan aku dengan yang lain, bu. Aku sanggup menjadi diriku yang apa adanya. Jadi, bu. Tidakusah khawatir, karena selama ini hatiku masih tetap menyerukan namamu. Masih butuh kehangatanmu. Dan masih butuh setiap cuil perhatianmu. Tunggulah aku, bu. Akan kubuat wajahmu tersenyum bangga untuk setiap prestasiku^^

Utuk Ibuku,
Yang selalu kurindukan setiap nasihatmu
Yang selalu ku rindukan kasih sayangnya
Yang selalu kurindukan dekap lembutnya.