Teruntuk, Kamu.
Yang menjungkir
balikkan duniaku.
Tintaku telah lama
mengering. Kertasku telah lama menjadi usang. Jemariku sudah tak selincah dulu
memproklamirkan tentang kamu. Otakku telah berhenti merangkaikan kata indah
untukmu. Jantungku telah berhenti berdetak untukmu. Dan hatiku telah lama
memilih untuk menutup kembali gerbang yang sempat ia buka. Bukan..bukan karena
mereka lelah, hanya saja seluruh tubuhku kini telah terbiasa. Terbiasa tanpa
kehadiranmu. Terbiasa tanpa setitik pun kabar darimu. Terbiasa tanpa segalanya
tentangmu.